Hubungan Maloklusi Gigi Anterior dengan Status Psikososial pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMPN 6 Banjarmasin
Main Article Content
Abstract
Maloklusi menduduki urutan ketiga setelah karies gigi dan penyakit periodontal pada masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Maloklusi selain dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut juga mempengaruhi perkembangan psikologis terutama pada anak remaja karena anak mulai memperhatikan diri dan penilaian orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan maloklusi gigi anterior dengan status psikososial pada murid kelas VII dan VIII di SMPN 6 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel diambil dengan cara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan uji Odds-Ratio.
Dari hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p = 0,01, dapat di simpulkan bahwa p < α. berarti ada hubungan yang signifikan antara maloklusi gigi anterior dengan status psikososial pada siswa kelas VII dan VIII di SMPN 6 Banjarmasin. Pada uji Odds-Ratio didapatkan Value sebesar 9,346. Artinya, siswa yang memiliki maloklusi pada gigi anterior lebih beresiko 9,346 kali lipat untuk mempunyai status psikososial yang tinggi dari pada siswa yang memiliki gigi anterior normal.
Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa anak yang mempunyai kasus maloklusi gigi anterior cenderung memiliki status psikososial yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini di sarankan agar pemerintah, orang tua, dan petugas kesehatan untuk memberikan perhatian lebih dan pelayanan promotife dan preventife kepada anak pada saat usia tumbuh kembang.
Kata kunci : Maloklusi Gigi Anterior; Status Psikososial; Remaja